Depresi postpartum umum dirasakan oleh ibu baru. Namun ternyata proses pasca persalinan ini juga berdampak pada kesehatan mental sang ayah. Umumnya Depresi Postpartum pada ayah merupakan imbas dari depresi yang dirasakan oleh ibu. Namun pada beberapa kejadian menunjukkan bahwa ayah juga bisa terkena depresi postpartum meskipun sang ibu tidak mengalaminya. Menurut Journal Of the American Medical Association 10% pria menunjukkan gejala depresi sejak ibu memasuki trisemester pertama kehamilan hingga saat bayi lahir. Bahkan gangguan ini menyerang sebanyak 2 hingga 25% pria. Depresi postpartum pada ibu disebabkan oleh fluktuasi hormonal. Ternyata depresi pada ayah juga disebabkan oleh hal yang sama. Pria Mengalami penurunan level hormon estrogen sedangkan hormon prolacktindan kortisol meningkat. Penyebab perubahan hormon pada pria ini belum diketahui sebab jelsnya. Fluktuasi hormonal menyebabkan perubahan zat kimia otak yang menyebabkan gangguan tidur yang memperparah keadaan mental. Depresi Postpartum diperparah dengan faktor risiko Riwayat penyakit, riwayat keturunan depresi, gangguan kesehatan bayi, gangguan keuangan, pernikahan yang tidak bahagia hingga perasaan takut untuk menjadi seorang ayah. Faktor umum pun juga mempengaruhi hal ini.pada pria yang telah menjadi ayah pada umur di bawah 25 tahun akan rentan terserang gangguan ini. Namun umumnya pria mengalami depresi postpartum karena sang ibu juga mengalaminya. Adanya gangguan ini juga diperparah dengan faktor resiko berupa: Kesulitan membentuk ikatan dengan bayi Merasa iri dan terasingkan terhadap ikatan yang lebih dekat pada istri dan anak Kurangnya testosteron Kekurangan sosok panutan ayah yang baik Kurangnya dukungan orang terdekat Pria akan divonis memiliki depresi postpartum jika gangguan yang dialami melebihi 2 hingga 3 minggu. Gejala yang umumnya dialami adalah: Merasa sangat sedih Takut akan ketidakpastian masa depan Insomnia Gangguan pencernaan dan tidak selera makan Marah yang tidak terkontrol Merasa Tidak Berharga Kehilangan minat untuk beraktivitas seksual Kecenderungan untuk mengkonsumsi alkohol berlebih, obat-obatan hingga judi Dada berdebar Napas yang pendek Jika anda mengalami perasaan tersebut maka segeralah untuk mendapatkan pertolongan ke psikolog atau psikiater. Hindarilah untuk berada dalam lingkungan yang tidak suportif dan terkesan manghakimiatas apa yang anda rasakan. Terlebih jika anggota keluarga atau ibu melihat adanya gejala dini pada suami, maka segeralah untuk saling mencarikan bantuan dan saling mendukung. Sebab pria cenderung tidak ingin menceritakan keluhannya kepada orang lain sehingga sulit untuk terdiagnosa. Untuk Itu perlu diketahui bahwa depresi pada pria bukanlah sebuah kesalahan melainkan gangguan medis. Jika gangguan ini tidak segera diatasi maka akan mempengaruhi kehidupan pernikahan hingga hubungan pada anak. Ayah yang mengalami hal ini cenderung enggan untuk menghabisi waktu dengan anak dan kasar saat mendisiplinkan anak. Maka perkembangan anak pun akan terhambat. Tak jarang hal ini juga mengganggu ikatan dengan istri. Pengobatan dan penyembuhan gangguan yang dialami oleh pria akan sama dengan pengobatan yang diberikan kepada ibu. Pengobatan dan terapi yang bisa diikuti dapat dilihat pada artikel berikut. Untuk itu, kekompakan antar ayah dan ibu sangat diperlukan untuk mengatasi hal ini bersama. Konsultasikanlah segera dengan psikolog untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Anda bisa mengaksesnya lewat aplikasi dan website Kei Medika. Referensi: Duan, Z., Wang, Y., Jiang, P. et al. Postpartum depression in mothers and fathers: a structural equation model. BMC Pregnancy Childbirth 20, 537 (2020). https://doi.org/10.1186/s12884-020-03228-9 https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/postpartum-depression/symptoms-causes/syc-20376617 https://www.parents.com/parenting/dads/sad-dads/ https://www.nct.org.uk/life-parent/emotions/postnatal-depression-dads-10-things-you-should-know