kei.medika@gmail.com 08117450412

Terbongkar! Dokumen Bukti AS Danai Penelitian Corona di Wuhan Bocor!

Ditinjau oleh: Nur Elva Zuhrah | 11 September 2021 | Berita | Dibaca: 586 x
Terbongkar! Dokumen Bukti AS Danai Penelitian Corona di Wuhan Bocor!

Kabar terbongkarnya bukti-bukti bahwa Amerika Serikat mendanai penelitian sejak 2014 silam di Laboratorium Virologi di Wuhan menggemparkan dunia. Dokumen ini diperoleh dari jurnalis portal berita dunia The Intercept yang berisikan 900 halaman tentang detail penelitian berbahaya ini. Penelitian ini dilakukan pula di laboratorium sekitar Wuhan Institute of Virology yaitu Wuhan University Center pada bagian Animal Experiment. Sedangkan dalam pengerjaannya, Institute of Virology of Wuhan bekerja sama dengan EcoHealth Alliance yang merupakan organisasi kesehatan Amerika. 


Dokumen lebih lanjut juga menuturkan bahwa Pemerintah Amerika Serikat mendanai penelitian ini. Dana besar-besaran yang dikucurkan AS berasal dari institusi kesehatan AS yang disebut National Institutes of Health (NIH) yang dipimpin oleh Anthony Fauci. Sumber dana ini berasal dari uang federal AS. Pendanaan ini berjumlah sebesar 3,1 juta Dollar AS dan 599.000 Dollar AS yang digunakan oleh laboraturiumWuhan. 


Pemerintah Amerika Serikat mengklaim bahwa virus Corona sengaja dibuat menjadi lebih patogen dan mudah menyebar untuk tujuan penelitian berbasis “gain-of-function”. Penelitian ini dilakukan guna untuk mempelajari dan menanggulangi lebih lanjut jika virus terkait menjadi lebih ganas. 


Penelitian ini melibatkan tikus yang dimodifikasi genetiknya dan kemudian diinfeksikan dengan virus hybrid. Namun daftar virus yang sengaja diinfeksikan pada tikus ini tidak memiliki kecocokan pada virus corona yang “bocor” seperti pada saat ini yaitu SARS-CoV-2. Tim jurnalis The Intercept menuntut NIH tentang kepedulian NIH terhadap keamanan di laborat urin,  kelalaian penelitian dan juga informasi apa saja yang masih disembunyikan dari publik. 


Selain itu penelitian ini tidak bersifat gain-of-function seperti yang diklaim oleh pihak AS maupun laboratorium Wuhan. Namun setelah didiskusikan dengan 11 peneliti di bidang virologi,7 diantaranya menyatakan bahwa kriteria penelitian ini telah memenuhi standar gain-of-function. 


Namun seharusnya dana penelitian sudah ditetapkan tidak dapat digunakan jika penelitian tersebut berbasis gain-of-function. Terlebih jika penelitian berpotensi berbahaya yang mana harus dihentikan saat itu juga. NIH mengklaim bahwa hasil penelitian yang berbahaya tersebut sudah dilaporkan. Namun NIH menyatakan bahwa faktanya peraturan yang membatasi penelitian gain-of-function tidak diterapkan. Pembicara NIH Elizabeth Diatrick menyatakan bahwa agensi pendanaan sudah memeprtimbangkan tentang penelitian ini dan memutuskan untuk tetap melanjutkannya. 


Spesifiknya penelitian ini bertujuan untuk mempelajari coronavirus yang menjangkit kelelawar menggunakan kombinasi  materi genetik induk virus korona yang dikenal dengan WIV1 dengan virus lain. Hasil Penelitian ini memperlihatkan bahwa virus corona pada kelelawar yang telah dimodifikasi memperbanyak diri dengan cepat dan lebih patogenik dibandingkan dengan induk virus korona. 


Terbongkarnya hal ini membuat Biden dituntut untuk bersuara. Namun pada 27 Agustus, Joe Biden mengatakan bahwa penyelidikan intelijen terkesan berbelit-belit. Biden juga menyalahkan China atas lambatnya perilisan data penting terkait penelitian ini. Namun pemerintah AS pun juga terkesan lambat dalam perilisan data tersebut. Tim The Intercept lah yang awalnya meminta data-data penting ini sejak September 2020. 


https://theintercept.com/2021/09/09/covid-origins-gain-of-function-research/

https://theintercept.com/2021/09/06/new-details-emerge-about-coronavirus-research-at-chinese-lab/


Belum install aplikasi
Kei Medika? Yuk, unduh sekarang juga!