• kei.medika@gmail.com
  • +628117450412
SIKLUS MENSTRUASI

Berikut adalah fase-fase siklus menstruasi:

1. Fase Menstruasi: Dimulai pada hari pertama siklus. Lapisan dalam rahim (endometrium) yang tidak dibutuhkan mengalami pengelupasan, disertai dengan keluarnya darah melalui vagina. Rata-rata berlangsung 3-7 hari.

2. Fase Proliferatif: Dimulai segera setelah menstruasi berakhir. Ovarium mulai memproduksi hormon estrogen. Lapisan endometrium yang baru mulai tumbuh dan menebal. Ovulasi (pelepasan sel telur) biasanya terjadi di pertengahan siklus, sekitar hari ke-14 pada siklus 28 hari.

3. Ovulasi: Sel telur yang matang dilepaskan dari ovarium dan masuk ke dalam saluran tuba fallopi. Dikendalikan oleh lonjakan hormon luteinizing (LH). Sel telur dapat bertahan hidup selama 24 jam setelah pelepasan.

4. Fase Sekretori: Setelah ovulasi, folikel yang pecah di ovarium menjadi korpus luteum. Korpus luteum menghasilkan estrogen dan progesteron untuk mempersiapkan endometrium untuk menerima zigot jika pembuahan terjadi. Jika pembuahan tidak terjadi, korpus luteum akan berdegenerasi, menyebabkan penurunan kadar hormon dan persiapan untuk menstruasi berikutnya.

5. Fase Luteal Akhir dan Menstruasi Berikutnya: Jika tidak ada pembuahan, kadar hormon turun, menyebabkan endometrium meluruh dan dimulainya menstruasi. Siklus menstruasi selanjutnya dimulai dari awal. 

Variasi dalam Siklus Menstruasi:

1. Durasi Siklus: Siklus menstruasi normal dapat bervariasi antara 21 hingga 35 hari.

Siklus yang sangat pendek atau panjang dapat menjadi tanda ketidakseimbangan hormonal.

2. Volume dan Durasi Menstruasi: Jumlah dan durasi darah yang keluar selama menstruasi dapat bervariasi antara individu. Volume darah yang berlebihan atau menstruasi yang sangat ringan perlu dinilai oleh profesional kesehatan.

3. Gejala PMS (Sindrom Pramenstruasi): Beberapa wanita mengalami perubahan mood, nyeri payudara, atau gejala lain sebelum menstruasi, yang dikenal sebagai PMS.

Pentingnya Siklus Menstruasi:

1. Fertilitas: Siklus menstruasi adalah indikator penting untuk menilai kesehatan reproduksi dan fertilitas.

2. Kesehatan Reproduksi: Siklus menstruasi yang teratur dan tanpa gejala yang berlebihan dapat menunjukkan kesehatan reproduksi yang baik.

3. Perencanaan Keluarga: Mengetahui siklus menstruasi membantu wanita dalam merencanakan kehamilan atau mengambil langkah-langkah pengendalian kelahiran yang sesuai.

4. Deteksi Kesehatan Reproduksi Abnormal: Perubahan yang signifikan dalam siklus menstruasi dapat menjadi tanda masalah kesehatan reproduksi atau hormonal.

FENI APRIYANI
FENI APRIYANI
Digital Marketing
  • Kategori: Ibu dan Anak
  • Tags: bayi, hamil, susu formula, klinik pratama, klinik kecantikan, jambi , kei medika