Pendahuluan
Kudis, atau scabies, adalah infeksi kulit yang sangat menular yang disebabkan oleh tungau kecil bernama Sarcoptes scabiei. Tungau ini menggali ke dalam lapisan atas kulit untuk bertelur, yang menyebabkan reaksi alergi berupa gatal yang intens dan ruam. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih sering ditemukan di tempat-tempat yang padat penduduk dan kurang menjaga kebersihan.
Penyebab Kudis
Kudis disebabkan oleh infestasi tungau Sarcoptes scabiei yang betina dewasa menggali terowongan dalam kulit untuk bertelur. Proses ini memicu reaksi alergi pada tubuh yang menyebabkan
gejala kudis. Kudis menyebar melalui:
Kontak fisik langsung dengan kulit orang yang terinfestasi. Sentuhan yang singkat saja bisa menyebabkan penularan.
Kontak tidak langsung dengan barang-barang yang terkontaminasi, seperti pakaian, handuk, atau tempat tidur, meskipun penularan lewat ini lebih jarang terjadi.
Faktor risiko terjadinya kudis meliputi:
Kepadatan penduduk yang tinggi, seperti di penjara, panti asuhan, atau asrama.
Kebersihan yang kurang terjaga.
Kondisi imun yang lemah, yang membuat seseorang lebih rentan terhadap infestasi tungau.
Gejala Kudis
Gejala kudis biasanya muncul setelah beberapa minggu terinfestasi dan meliputi:
Gatal yang intens, terutama di malam hari.
Ruam yang terlihat seperti bintik merah kecil atau benjolan.
Terowongan kecil di bawah kulit yang dibuat oleh tungau, sering terlihat di sela-sela jari, pergelangan tangan, siku, ketiak, dan area kelamin.
Kerak kulit tebal yang disebut scabies berkrusta pada kasus yang berat.
Cara Penyembuhan Kudis
Pengobatan kudis fokus pada menghilangkan tungau dan telurnya dari tubuh. Beberapa langkah yang umum digunakan dalam penyembuhan kudis meliputi:
Obat Topikal:
Krim atau losion yang mengandung permetrin, lindan, atau benzyl benzoate dioleskan pada seluruh tubuh, dari leher ke bawah. Krim ini biasanya dibiarkan selama 8-14 jam sebelum dibasuh.
Obat Oral:
Ivermectin, obat antiparasit oral, digunakan untuk kasus yang sulit diobati atau pada individu dengan sistem imun yang lemah.
Pengobatan Simtomatik:
Antihistamin atau krim steroid untuk meredakan gatal dan iritasi kulit.
Perawatan Lingkungan:
Mencuci pakaian, seprai, dan handuk yang digunakan oleh orang yang terinfeksi dengan air panas.
Membersihkan dan menyedot debu area tempat tinggal untuk menghilangkan tungau yang mungkin ada.
Pencegahan:
Menghindari kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.
Menghindari penggunaan bersama barang-barang pribadi seperti pakaian dan handuk.
Kesimpulan
Kudis adalah infeksi kulit yang sangat menular namun dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat. Perawatan yang cepat dan komprehensif sangat penting untuk menghindari penyebaran dan komplikasi lebih lanjut. Mencegah kontak dengan individu yang terinfeksi dan menjaga kebersihan lingkungan merupakan langkah kunci dalam pencegahan kudis. Merasa gatal-gatal dan ada ruam yang membandel? Kudis (scabies) mungkin penyebabnya. Segera lakukan pemeriksaan di
KEIMEDIKA untuk diagnosis yang akurat dan penanganan yang efektif. Kami siap membantu Anda mengidentifikasi penyebab kudis dan memberikan solusi penyembuhan yang tepat.
Literatur
Strong, M., Johnstone, P. (2007). Interventions for treating scabies. Cochrane Database of Systematic Reviews, (3), CD000320.
Chosidow, O. (2006). Scabies and pediculosis. The Lancet, 367(9528), 1767-1774.
Heukelbach, J., Feldmeier, H. (2006). Scabies. The Lancet, 367(9524), 1383-1394.
Currie, B. J., McCarthy, J. S. (2010). Permethrin and ivermectin for scabies. New England Journal of Medicine, 362(8), 717-725.
Feldmeier, H., Jackson, A., Ariza, L., & Preus, M. (2012). The epidemiology of scabies in an impoverished community in rural Brazil: presence and severity of disease are associated with poor living conditions and illiteracy. Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology, 26(3), 362-369.
ROBER RAHMAT PUTRA
Manager Digital Marketing
- Kategori: Penyakit
- Tags: Penyebab Penyakit Kudis, Gejala Kudis, scabies, Faktor risiko terjadinya kudis, Cara Penyembuhan Kud