Sebagai salah satu penyakit yang cukup berbahaya
hingga mendapatkan julukan The Silent Killer, Hipertensi atau
yang biasa dikenal dengan darah tinggi sangat perlu mendapatkan perhatian dari
setiap individu. Hal ini dikarenakan hipertensi dapat menyerang setiap orang
tanpa adanya tanda yang muncul pada tubuh.
Meskipun
pada umumnya penderita hipertensi tidak menunjukkan gejala atau
keluhan tertentu, namun terdapat keluhan tidak spesifik yang bisa dirasakan
oleh penderita hipertensi, diantaranya adalah:
1. Sakit kepala dan pusing
2. Jantung berdebar-debar
3. Rasa sakit di dada
4. Gelisah
5. Penglihatan kabur
6. Mudah lelah.
Walaupun hipertensi merupakan salah satu
kondisi medis yang umum dijumpai, tetapi kontrol tekanan darah masih buruk.
Kebanyakan pasien dengan hipertensi tekanan darah diastoliknya sudah tercapai
tetapi tekanan darah sistolik masih tinggi. Pada kebanyakan pasien, tekanan
darah diastolik yang diinginkan akan tercapai apabila tekanan darah sistolik
yang diiginkan sudah tercapai. Karena kenyataannya tekanan darah sistolik
berkaitan dengan resiko kardiovaskular dibanding tekanan darah diastolik, maka
tekanan darah sistolik harus digunakan sebagai petanda klinis utama untuk
pengontrolan penyakit pada hipertensi
Pada
kebanyakan orang, mengonsumsi obat yang dijual bebas di pasaran aman bagi
mereka. Namun tidak bagi pengidap tekanan darah tinggi. setiap obat memiliki efek
samping. Oleh karena itu, memperhatikan efek samping serta catatan
kontraindikasi dan interaksi pada kemasan merupakan hal yang penting. Terlebih
lagi jika kamu adalah ibu hamil, ibu menyusui, serta memiliki penyakit bawaan,
seperti diabetes dan tekanan darah tinggi.
Bicara
soal pengidap hipertensi, menghindari obat-obatan yang dapat meningkatkan tekanan darah adalah wajib hukumnya. Pun demikian
dengan obat-obatan yang akan berinteraksi dengan obat darah tinggi. Pertanyaannya:
Obat apa saja yang harus dihindari oleh pengidap hipertensi?
1.
Obat penghilang rasa sakit. Obat
analgesik tersebut memiliki efek menyempitkan pembuluh
darah dan meningkatkan
jumlah sodium dalam tubuh. Kedua efek ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Penggunaan NSAID dosis tinggi juga
menyebabkan kerusakan ginjal yang dapat meningkatkan tekanan darah.
2.
Pil KB. Pil KB yang mengandung estrogen
dapat memicu peningkatan tekanan darah pada beberapa wanita yang
mengonsumsinya. Oleh karena itu, alternatif pil KB yang aman bagi penderita
hipertensi adalah pil progestin murni atau kontrasepsi non hormonal, seperti
IUD atau spiral, juga kondom.
3.
Obat Jenis Antihistamin dan Dekongestan. Antihistamin dan
dekongestan sering digunakan untuk mengatasi flu, hidung tersumbat, dan gatal-gatal karena alergi. Obat-obatan ini tidak
boleh diminum oleh pengidap darah tinggi karena dapat meningkatkan tekanan
darah dan berinteraksi dengan obat darah tinggi.
4.
Obat penurun berat badan. Obat penurun berat badan yang mengandung antihistamin dan kafein harus dihindari pengidap karena
mampu meningkatkan laju tekanan darah dalam tubuh.
5. Obat maag. Tidak semua obat maag tidak boleh diminum oleh penderita
darah tinggi. Sejumlah obat antasida dan obat maag
lainnya mengandung sodium (natrium) tinggi yang bisa
meningkatkan tekanan darah. Jadi, bacalah label dan kemasan
obat dengan hati-hati untuk memeriksa adakah kandungan natriumnya. Jika
ragu, silakan berkonsultasi ke dokter.
6. Obat herbal. Jangan
salah, obat herbal belum tentu aman 100% dan tanpa efek samping. Obat herbal
yang mengandung efedra, yang ditemukan dalam beberapa suplemen penurunan
berat badan, bisa
berbahaya bagi orang dengan tekanan darah tinggi.
Jadi jika memiliki tekanan darah tinggi, berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter atau apoteker mengenai obat yang hendak Anda konsumsi. Jangan sampai tujuan Anda menyelesaikan masalah dengan obat tersebut, malah menimbulkan masalah lain yang lebih buruk. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter secara online menggunakan aplikasi kei medika.
REFERENSI
https://upk.kemkes.go.id/new/mengenal-penyakit-hipertensi
diakses pada
tanggal 19 Januari 2023
https://www.honestdocs.id/orang-darah-tinggi-tidak-boleh-minum-obat-ini
diakses pada
tanggal 19 Januari 2023
Chobaniam AV et al. Seventh Report of the joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of Hight Blood Pressure.
JAMA 2003;289:2560-2572.