Peyronie
adalah kondisi ketika seorang pria mengalami gangguan ereksi akibat bentuk
penisnya yang bengkok. Hal ini dapat terjadi akibat jaringan parut fibrosa yang
berkembang di penis dan menyebabkan ereksi yang melengkung dan menimbulkan rasa
sakit. Bentuk dan ukuran penis memang bervariasi, dan ereksi yang
bengkok tidak selalu menjadi kondisi yang memprihatinkan. Namun, penyakit Peyronie menyebabkan rasa sakit yang signifikan pada beberapa pria.
Penyebab Penyakit Peyronie.
Belum
diketahui secara yang menyebabkan pasti apa penyakit Peyronie. Namun, para ahli
menduga salah satu pemicu kondisi ini adalah cedera penis yang terjadi
berulang, misalnya karena olahraga atau hubungan seksual.
Cedera pada
penis dapat mengakibatkan perdarahan dan pembengkakan di dalam penis.
Sebenarnya, cedera ini bisa sembuh dengan normal. Namun, pada penderita
penyakit Peyronie, terbentuk jaringan parut yang berkembang menjadi plak selama
proses penyembuhan.
Jaringan
parut dan plak bersifat kuat dan tidak elastis seperti jaringan lain di penis.
Ketika penis ereksi, jaringan ini tidak ikut mengembang dan malah menahan
penis. Akibatnya, penis ereksi dengan posisi yang membengkok dan terasa nyeri.
Pada beberapa kasus, penyakit Peyronie terjadi secara bertahap tanpa didahului cedera. Oleh sebab itu, masih diteliti apakah penyakit Peyronie juga terkait dengan faktor genetik atau penyakit lain.
Saat ereksi, normalnya
penis akan menegang, melurus, dan membesar. Namun, pada penderita penyakit
Peyronie, penis tidak dapat ereksi dengan sempurna karena bagian penis yang
terdapat jaringan parut tidak bisa meregang.
Gejala
penyakit Peyronie dapat muncul tiba-tiba atau berkembang secara bertahap,
berupa:
Berdasarkan
fase gejala yang dialami penderita, penyakit Peyronie dibagi menjadi dua fase,
yaitu:
Fase akut
adalah fase awal gejala muncul yang ditandai dengan nyeri dan perubahan yang
signifikan pada bentuk atau panjang penis. Umumnya, gejala ini berlangsung
selama 2–4 minggu. Namun, pada beberapa kasus, gejala bisa berlangsung hingga 1
tahun atau lebih.
Fase kronis ditandai dengan hilangnya rasa nyeri dan tidak adanya perubahan lebih lanjut pada bentuk atau panjang penis. Biasanya, penyakit ini memasuki fase kronis pada 3–12 bulan setelah gejala awal muncul.
Belum diketahui secara
pasti bagaimana cara mencegah penyakit Peyronie. Namun, kondisi ini bisa
dihindari dengan berhati-hati saat berhubungan seksual, misalnya dengan
memberikan cukup pelumas pada penis dan menghindari posisi yang dapat
meningkatkan risiko cedera penis atau penis patah. Jika Anda sering
bersepeda atau melakukan aktivitas lain yang banyak memberikan gesekan atau
tekanan ke area penis, disarankan untuk menggunakan celana khusus yang dapat
mengurangi risiko cedera penis.
Pengobatan Penyakit Peyronie
Penyakit Peyronie biasanya bisa
menghilang dengan sendirinya. Karena itu, dokter biasanya tidak akan langsung
melakukan tindakan pengobatan, melainkan hanya akan mengamati dan menunggu saja
bila:
Jika tanda dan gejala yang dialami
pengidap memburuk, dokter akan merekomendasikan untuk melakukan tindakan
operasi atau pembedahan. Di samping itu, beberapa obat-obatan bisa mengobati
penyakit peyronie, tetapi penelitian belum menunjukkan efektivitas dari
penggunaan obat-obat tersebut jika dibandingkan dengan tindakan pembedahan.
Untuk itu, konsultasikanlah semua keluhan anda bersama
Kei Medika. Konsultasi dapat dilakukan secara langsung melalui klinik Pratama
Kei Medika dan secara tidak langsung melalui chat dokter via Aplikasi Kei Medika
yang dapat diunduh di play store.
Referensi
:
https://www.alodokter.com/penyakit-peyronie
diakses pada tanggal 8 Maret 2023.
https://www.halodoc.com/kesehatan/penyakit-peyronie
diakses pada tanggal 8 Maret 2023.
https://www.klikdokter.com/penyakit/masalah-reproduksi-pria/penyakit-peyronie
diakses pada tanggal 8 Maret 2023.
https://hellosehat.com/pria/penyakit-peyronie/gejala-penyakit-peyronie/ diakses pada tanggal 8 maret 2023.