Kusta adalah penyakit menular kronis yang telah menstigmatisasi orang-orang yang terkena dampak sejak zaman kuno sampai sekarang dan banyak dijumpai di banyak negara, terutama yang beriklim tropis atau subtropis. Penyakit kusta merupakan penyakit kronis yang menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya.
Kusta adalah infeksi bakteri kronis progresif yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Ini terutama mempengaruhi saraf ekstremitas, kulit, lapisan hidung, dan saluran pernapasan bagian atas. Kusta juga dikenal sebagai penyakit Hansen.
Kusta menghasilkan borok kulit, kerusakan saraf, dan kelemahan otot. Jika tidak diobati, dapat menyebabkan cacat parah dan kecacatan yang signifikan. Kusta kemungkinan ditularkan melalui tetesan, dari hidung dan mulut, selama kontak erat dengan penderita yang tidak diobati.
Apa saja gejala penyakit kusta?
Gejala utama penyakit kusta meliputi:
- kelemahan otot
- mati rasa di tangan, lengan, kaki, dan tungkai
- lesi kulit. Lesi kulit mengakibatkan penurunan sensitif sentuhan, suhu, atau nyeri. Warnya mungkin lebih gelap atau lebih terang dari kulit normal, atau sedikit merah.
- Rambut rontok Bintik-bintik kulit mungkin kehilangan rambut, dan alis atau bulu mata bisa rontok.
Kusta memerlukan waktu inkubasi yang cukup lama antara 40 hari sampai 40 tahun. Rata-rata membutuhkan 3-5 tahun setelah tertular sampai timbulnya gejala.
Komplikasi penyakit kusta
Dikutip dari hellosehat Komplikasi penyakit kusta Lepra yang dibiarkan tanpa pengobatan atau bahkan terlambat terdeksi bisa menyebabkan cacat fisik yang bersifat sementara maupun selamanya.
Menurut Pedoman Nasional Program Pengendalian Kusta yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, cacat fisik akibat penyakit ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Cacat primer. Dapat membuat penderitanya mati rasa. Cacat primer menimbulkan bercak kulit mirip panu yang biasanya muncul dengan cepat dan dalam waktu yang singkat. Bercak dapat meradang, membengkak dan menyebabkan demam. Selain itu, claw hand alias tangan dan jari yang membengkok juga bisa terjadi.
- Cacat sekunder. Merupakan tahap lanjutan dari cacat primer, jika bakteri yang menyebar sudah mengakibatkan kerusakan saraf. Pasien akan mengalami kelumpuhan di bagian tangan, kaki, jari-jari tangan, atau refleks kedip yang berkurang. Kulit juga bisa menjadi kering dan bersisik.
Selain cacat fisik, orang-orang dengan penyakit ini juga berisiko tinggi terhadap:
- kerusakan septum hidung,
- glaukoma,
- kebutaan,
- disfungsi ereksi, dan
- gagal ginjal.
pengobatan kusta
Tujuan utama pengobatan kusta adalah untuk memutus mata rantai penularan, menurunkan angka kejadian penyakit, mengobati dan mengobati penyandang disabilitas, serta mencegah kecacatan. Kombinasi beberapa antibiotik digunakan untuk mengobati kusta dan mencegah pasien pulih dan mengembangkan resistensi.
penderita kusta diberikan kombinasi antibiotik selama 6 bulan sampai 2 tahun. Jenis, dosis dan lama pemberian antibiotik ditentukan berdasarkan jenis kusta. Berurusan dengan kusta sebenarnya bukan hanya sekedar takaran. Pengobatan penyakit ini juga bisa dilakukan dengan pembedahan.
Tujuan pembedahan pada pasien kusta adalah:
- Menormalkan fungsi saraf yang rusak.
- Memperbaiki bentuk tubuh yang cacat.
- Mengembalikan fungsi anggota tubuh.
pencegahan kusta
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit kusta:
- Kesadaran akan penyakit kusta, terutama di daerah endemis.
- Dapatkan diagnosis dan pengobatan dini untuk mencegah infeksi.
- Sejauh ini belum ada vaksin.
Bila anda mengalami tanda dan gejala di atas, silahkan konsutasikan ke dokter di
aplikasi kei medika untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan lebih lanjut.
Referensi :
DI RS DR, T. C. M. HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU PENDERITA PENYAKIT KUSTA. Diakses pada tanggal 17 Desember 2021