Keluarnya cairan vagina tidak normal
bisa menjadi tanda adanya gangguan pada organ intim atau kesehatan tubuh
Anda. Oleh karena itu, setiap wanita perlu mengetahui ciri-ciri cairan vagina
yang tidak normal agar bisa langsung mengantisipasinya ketika ini terjadi. Padahal, hanya dari cairan vagina saja Anda sudah bisa
mendeteksi kemungkinan penyakit tertentu. Ayo, cari tahu jenis-jenisnya di
bawah ini!
Di bawah ini
adalah beberapa tanda cairan vagina tidak normal yang penting untuk Anda
ketahui:
Infeksi merupakan faktor paling umum yang menyebabkan
perubahan cairan vagina menjadi tidak normal. Contohnya adalah infeksi
jamur, vaginosis bakterial, atau penyakit menular seksual , seperti
trikomoniasis, klamidia, herpes genital, atau gonorea. Selain disebabkan oleh
infeksi, cairan vagina yang tidak normal juga dapat terjadi akibat penggunaan
sabun pembersih vagina yang berlebih, konsumsi obat-obatan seperti
kortikosteroid, antibiotik, atau pil KB, serta komplikasi dari penyakit
lain, seperti radang pinggul, vaginitis, diabetes, dan kanker serviks.
1. Cokelat muda atau cokelat gelap. Jika baru
selesai haid sekitar tiga hari terakhir, mungkin ada bercak cokelat muda atau
cokelat gelap di celana dalam. Menurut Dr. Millheiser ini adalah hal yang normal.
Bercak cokelat muda tersebut adalah pelepasan lapisan terakhir dinding rahim
yang tersisa. Seperti diketahui bersama, jika pembuahan tak terjadi maka
penebalan dinding rahim dianggap tak berguna dan luruh bersama haid. Sementara
bercak cokelat tua adalah sisa darah yang teroksidasi dan bercampur dengan
lendir serviks.
2. Putih dan encer. Setelah menstruasi berakhir sampai
ovulasi, kita mungkin melihat sedikit cairan bening encer hingga bening
keputih-putihan. Ini juga termasuk keputihan yang wajar. Sama wajarnya dengan
keputihan yang nyaris tidak terlihat bekasnya di celana dalam.
3. Lengket seperti putih telur. Sekitar
periode ovulasi, biasanya kita akan melihat peningkatan volume sekresi
cairan mirip putih telur dan lengket saat disentuh. Biasanya hal ini terjadi
selama satu atau dua hari. Jika kita
sedang berusaha untuk hamil, ini adalah saat yang tepat untuk berhubungan
badan. Jika tidak, maka kita harus mengenakan alat kontrasepsi.
4. Merah atau cokelat kemerahan. Bercak merah
tentunya pertanda menstruasi. Tetapi bercak merah atau cokelat kemerahan juga
bisa menandakan pendarahan ovulasi, jika terjadi sekitar 13 sampai 16 hari dari
siklus haid. Ternyata,
perubahan hormonal yang memungkinkan pelepasan telur juga dapat menyebabkan
sedikit lapisan rahim terkikis. Tidak
semua orang yang ovulasi mengalami hal ini, jadi jangan khawatir jika hal itu
tidak terjadi pada kita. Namun
perlu diingat, bercak merah atau cokelat kemerahan hanya bisa disebut sebagai
pendarahan ovulasi jika terjadi pada waktu yang sama setiap bulan, di sekitar
pertengahan siklus.
5. Bening dan kental. Setelah ovulasi dan hingga beberapa
hari sebelum periode menstruasi,kita mungkin mengalami keputihan dengan cairan
bening namun lebih kental. Biasanya jumlah volume lebih sedikit dibandingkan
saat berovulasi.
6. Putih dan kental. Pada hari-hari sebelum periode haid,
volume cairan yang keluar dari vagina bisa berubah, menjadi lebih kental dan
lebih putih. Ini menandakan siklus menstruasi yang berikutnya akan segera
dimulai. Jika terjadi kehamilan,
volume mungkin akan terlihat seperti ini secara konsisten selama 40 minggu.
Kondisi ini dikenal sebagai leukorrhea dan disebabkan oleh hormon kehamilan.
7. Putih, kental, menggumpal, dan disertai gatal. Jika mengalami
pelepasan cairan yang mirip keju cottage atau yoghurt dan disertai rasa
gatal, terbakar, atau iritasi di area vagina, ini mungkin menandakan infeksi
jamur. Ada baiknya menghubungi
dokter agar bisa diberikan diagnosis dan rekomendasi pengobatan yang
tepat. Pasalnya infeksi lain, seperti penyakit menular seksual tertentu juga
dapat meniru gejala infeksi
8. Bercak cokelat yang tak kunjung selesai. "Jika
sedang minum pil KB, rembesan bercak mungkin terjadi, karena konsentrasi hormon
KB terlalu tinggi atau terlalu rendah dan mungkin perlu disesuaikan. Atau, jika
menggunakan pil KB formula baru, mungkin tubuh hanya perlu beberapa bulan untuk
menyesuaikan diri," kata Dr. Millheiser. Jika tidak menggunakan KB
hormonal dan tidak ada kemungkinan bisa hamil, bercak cokelat sepanjang
siklus bisa menjadi gejala pertumbuhan abnormal, baik itu
9. Hijau dan berbusa. Memang tidak selalu berbusa, tetapi
cairan keputihan yang berwarna hijau saja sudah perlu diwaspadai. Cairan hijau yang disertai dengan
iritasi vagina biasanya merupakan infeksi yang ditularkan secara seksual
bernama trikomoniasis. Infeksi ini
disebabkan oleh parasit. Perawatan yang disarankan biasanya berupa pemberian
antibiotik oral untuk pasien dan pasangannya.
10. Putih keabu-abuan dan amis. Cairan
keputihan dengan warna putih susu sedikit kelabu, terutama jika disertai bau
amis kemungkinan disebabkan oleh vaginosis bakteri. Bau amisnya semakin amis
setelah haid selesai atau hubungan seksual.
Referensi :
https://health.grid.id/read/351734526/10-jenis-bercak-di-celana-dalam-wanita-ada-yang-patut-diwaspadai?page=all diakses pada tanggal 27 November
2022
https://hellosehat.com/wanita/penyakit-wanita/jenis-cairan-vagina-dan-artinya/ diakses pada tanggal 27 November
2022
https://www.alodokter.com/tanda-tanda-ketidaknormalan-cairan-vagina#:~:text=Cairan%20vagina%20dapat%20dikatakan%20normal,tidak%20lengket%2C%20serta%20tidak%20berbau. Diakses pada tanggal 27 November
2022