Perlu ketelitian
untuk mengenali gejala kanker ovarium. Sebab gejala yang muncul sangat mirip
dengan penyakit lain yang bukan kanker. Gejalanya berupa perut kembung, nyeri
abdomen, kesulitan makan karena cepat kenyang, dan sering berkemih. Jika
gangguan bertahan selama lebih dari 2 minggu maka segera hubungi ginekolog di
area anda. Kanker ovarium juga menimbulkan gejala yang tidak umum seperti
kelelahan, gangguan pencernaan, nyeri punggung (back pain), nyeri saat berhubungan intim, konstipasi, dan
menstruasi yang tidak teratur.
Jika dirasa
memiliki gejala diatas, dokter memerlukan tes tambahan agar diagnosa lebih
akurat. Dokter akan memerlukan tes pelvic, USG transvaginal dan pelvic, dan tes
radiologi seperti CT scan. Selain itu deteksi dini juga didapat dari tes darah
CA-125. CA-125 merupakan substansi yang terkandung pada darah yang menderita
kanker ovarium. Jika substansi ini didapatkan dalam jumlah tinggi sebesar 80%,
maka penderita sudah memasuki stadium lanjut. Sedangkan jika hanya 50%
substansi CA-125 yang didapat maka penderita sedang memasuki fase awal kanker.
Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, terkadang dokter membutuhkan
kombinasi dari tes-tes tersebut.
Food and Drug Administration (FDA)
juga telah menyetujui tes OVA1 sebagai tambahan deteksi lanjut kanker pada
ovarium. Tes ini bekerja dengan mendeteksi level 5 protein dalam darah yang
mengalami perubahan ketika bibit kanker tumbuh. Hasil yang akurat dapat didapat
dengan tambahan tes inhibin A dan inhibin B yang mengindikasikan adanya sel
tumor granulosa. Pengobatan kanker ovarium biasanya dilakukan dengan operasi
pengangkatan sel kanker dan kemoterapi.
Kanker ovarium
memiliki beberapa jenis. Epithelial
ovarian cancer merupakan jenis kanker yang paling umum diderita. Kemudian
terdapat tumor stromal yang mana cukup langka terjadi. Jenis lain yang termasuk
langka yaitu tumor germ cell yang
biasanya menyerang penderita yang masih muda.
Hal yang membantu
pengenalan gejala kanker ovarium adalah dengan mengenali faktor resiko anda.
Bagi yang sudah lanjut usia memiliki resiko lebih tinggi terkena kanker
ovarium. Kenali juga riwayat keluar anda yang pernah terkena kanker ovarium,
karena ini menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi terhadap munculnya kanker
ovarium. Gen yang terdapat pada penderita kanker ovarium adalah BRCA1 dan
BRCA2. Penderita sindrom Lynch juga berkemungkinan berkembangnya penyakit
kanker ovarium. Gen yang muncul pada sindrom ini adalah BRIP1, RAD51C, dan
RAD51D.
Gaya hidup yang
buruk beserta obesitas juga meningkatkan resiko kanker ovarium. Sumber makanan
yang tidak sehat dan berkarsinogen tinggi menjadi pemicu tumbuhnya kanker.
Kanker ovarium juga didapat dari terapi penggantian hormon pasca menopause.
Penderita endometriosis juga berkemungkinan tinggi dalam memunculkan tumbuhnya
sel kanker pada ovarium.
Faktor resiko yang
terlihat sepele namun tetap harus diwaspadai adalah menstruasi dini dan
menopause yang terlambat. Ini terlihat sepele namun jika anda mengalami hal
ini, perlu dilakukan deteksi dini. Bagi anda yang belum pernah hamil pun juga
sangat meningkatkan resiko kanker ovarium.
Agar terhindar dari
bahayanya kanker ovarium, perlu dilakukan beberapa hal berikut. Cobalah untuk
memilih kontrasepsi yang berupa pil KB. Namun perlu dikonsultasikan juga
pemilihan pil KB yang tepat dengan dokter anda, sebab beberapa pil KB juga
memiliki resiko tersendiri. Pola makan anda juga perlu dijaga karen
sayur-sayuran dan buah-buahan memiliki vitamin tertentu yang membantu mencegah
timbulnya sel kanker ovarium. (Nur Elva Zuhrah)
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ovarian-cancer/symptoms-causes/syc-20375941