Gangguan tidur
atau insomnia merupakan salah satu keluhan yang umum terjadi. Hampir
setiap orang pernah mengalami gangguan tidur. Keluhan ini bisa terjadi dalam
waktu singkat, tetapi bisa juga dalam jangka panjang. Bagi seseorang yang
mengalami gangguan tidur, seperti insomnia mengonsumsi obat tidur adalah salah
satu pilihan solusi yang dapat mengatasi gangguan tidur.
Obat tidur sering sekali digunakan
oleh sebagian orang yang mengalami kesulitan untuk tidur. Meskipun obat tidur
cukup efektif dalam mengatasi gangguan tidur, namun obat ini sangat tidak
dianjurkan digunakan dalam jangka panjang. Hal ini karena penggunaan obat tidur
dalam jangka panjang berisiko menimbulkan efek samping yang serius, serta membuat
anda menjadi ketergantungan.
Jika obat tidur digunakan dalam waktu
yang panjang dan tanpa pengawasan dokter, maka akan mengalami efek samping
berbahaya seperti berikut ini :
Penurunan
fokus dan daya ingat
Potensi bahaya dari
penggunaan obat tidur dalam jangka panjang adalah penurunan daya ingat dan
fokus atau bahkan hilang ingatan. Efek samping ini dapat mengganggu kualitas
hidup dan membuat orang yang mengalaminya menjadi sulit untuk bekerja atau
menjalani aktivitas sehari-hari. Penggunaan obat tidur dalam jangka panjang
juga bisa menyebabkan berbagai efek samping lain, seperti penyakit ginjal,
penurunan tekanan darah, atau penyusutan jaringan otot (sarkopenia), terutama
pada lansia.
Reaksi
alergi
Selanjutnya
efek samping serius yang perlu di waspadai akibat penggunaan obat tidur adalah
munculnya reaksi alergi. Gejala yang timbul seperti, pandangan mata menjadi
uram, sulit menelan, sulit bernapas, mual, muntah, nyeri pada bagian dada,
jantung terasa berebar, kulit terasa gatal, suara menjadi serak, pembengkakan
pada area wajah. Apabila anda mengalami reaksi alergi setelah menggunakan obat
ini, sebaiknya segera hentikan penggunaannya.
Parasomnia
Parasomnia merupakan gangguan atau
masalah perilaku yang muncul saat seseorang sedang tidur. Orang yang menderita
parasomnia bisa mengalami gangguan tidur berjalan (sleepwalking) atau tertidur
saat berbicara dan makan. Perilaku ini umumnya terjadi karena konsumsi obat
tidur melebihi dosis. Selain karena penggunaan obat tidur, parasomnia juga bisa
terjadi akibat penyalahgunaan narkoba atau minuman beralkohol.
Menjadi
ketergantungan atau efek adiksi
Setelah gangguan tidur
teratasi, penderita dianjurkan untuk berhenti menggunakan obat tidur. Karena,
obat tidur yang diresepkan oleh dokter pada umumnya hanya ditujukan untuk
penggunaan dalam jangka pendek. Kemudian dokter akan menyesuaikan dosis
penggunaannya sebelum obat tdur dihentikan sepenuhnya. Jika dikonsumsi dalam
jangka panjang atau melebihi dosis, apalagi tanpa resep dokter, obat tidur
justru dapat menimbulkan efek samping serius berupa ketergantungan atau
kecanduan. Orang yang mengalami kecanduan obat tidur bisa mengalami berbagai
gejala, seperti pusing atau vertigo, sulit untuk fokus, perubahan mood yang ekstrem,
penurunan libido atau nafsu makan, dan gangguan psikologis, seperti munculnya
rasa cemas berlebihan.
hindari penggunaan
obat tidur dalam jangka panjang dan tanpa pengawasan dari dokter. Sebaiknya
konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai efek samping dari
obat-obatan ini demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Download
aplikasi kei medika untuk berkonsultasi dengan dokter secara online.
Referensi :
https://www.alodokter.com/bahaya-jangka-panjang-penggunaan-obat-tidur-bagi-kesehatan#:~:text=Potensi%20bahaya%20lain%20dari%20penggunaan,atau%20menjalani%20aktivitas%20sehari%2Dhari Diakses pada tanggal 13 April 2022
https://www.halodoc.com/artikel/perlu-tahu-ini-efek-samping-dari-obat-tidur Diakses pada tanggal 13 April 2022
https://hellosehat.com/pola-tidur/gangguan-tidur/efek-samping-obat-tidur/ Diakses pada tanggal 13 April 2022