Perubahan hormonal, seperti yang terjadi selama siklus menstruasi, kehamilan, atau menopause, dapat menyebabkan fluktuasi hormon yang memicu munculnya jerawat.
Tingkat stres yang tinggi dapat merangsang produksi hormon tertentu yang dapat memicu jerawat. Kondisi emosional seperti depresi atau kecemasan juga dapat berkontribusi.
Penggunaan produk perawatan kulit yang tidak cocok atau terlalu keras dapat mengiritasi kulit dan menyebabkan jerawat.
Paparan polusi udara dan lingkungan dapat menyumbang pada kondisi kulit, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah perkotaan.
Konsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi atau makanan yang dapat meningkatkan peradangan, seperti makanan berlemak tinggi, dapat mempengaruhi kondisi kulit.
Beberapa obat-obatan, terutama yang mengandung kortikosteroid, hormon, atau lithium, dapat memicu jerawat sebagai efek samping.
Gunakan produk perawatan kulit yang cocok dengan jenis kulit Anda dan mengandung bahan-bahan seperti asam salisilat, retinoid, atau niacinamide.
Konsultasikan dengan dokter atau ahli endokrinologi untuk penyesuaian hormonal jika jerawat terkait dengan fluktuasi hormon.
Terapkan rutin perawatan kulit yang konsisten, termasuk pembersihan wajah, toner, penggunaan produk perawatan, dan pelembap.
Pastikan untuk minum cukup air dan konsumsi makanan sehat dengan kandungan antioksidan untuk mendukung kesehatan kulit.
Temukan metode pengelolaan stres yang efektif, seperti meditasi, yoga, atau olahraga, untuk mengurangi dampak stres pada kulit.
Jika jerawat tetap menjadi masalah, konsultasikan dengan ahli kulit. Mereka dapat memberikan penanganan yang lebih spesifik sesuai dengan kondisi kulit Anda.