• kei.medika@gmail.com
  • +628117450412
Info Seputar Jenis Kontrasepsi

Semakin berkembangnya teknologi, semakin berkembang pula metode yang digunakan untuk mengatur angka kelahiran. Masing-masing bentuknya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut kita bahas.

  1. KB Implan / Nexplanon

Implan ini berbentuk seperti batang kecil, sekitar seukuran dengan stik korek api. Implan ini merilis hormon yang disebut progestin ke dalam tubuh untuk mencegah terjadinya kehamilan. Progestin menghambat sel telur untuk keluar dari ovarium. Benda ini dimasukkan ke bagian bawah kulit di lengan atas. Implan hanya bertahan selama 5 tahun. Jika sebelum 5 tahun ingin merencanakan kehamilan lagi, maka implan dapat dilepas. 


Keefektifan implan mencapai 99%. Penggunaannya juga tidak menimbulkan kesan yang kurang nyaman karena pemakaiannya diletakkan di lengan. Nexplanon bekerja secara langsung setelah dimasukkan ke dalam tubuh. Pemakaiannya juga tidak menimbulkan rasa sakit yang berlebihan sehingga kenyamanan tidak terganggu. Saat nexplanon diinjeksikan ke dalam tubuh, rasa yang ditimbulkan hanya sensasi menyengat yang berdurasi sebentar. Beberapa kasus dapat menimbulkan sedikit bengkak, namun beberapa hari kemudian akan menghilang dengan sendirinya. 


  1. Alat kontrasepsi dalam rahim / Intrauterine Device (IUD)

Alat satu ini dimasukkan langsung ke dalam rahim dan melepaskan hormon progestin. IUD memiliki beberapa jenis. Yang membedakan adalah daya tahannya, mulai dari 3 hingga 5 tahun. Iud juga memiliki cara kerja yang berbeda tergantung jenisnya. Beberapa IUD bekerja dengan cara meningkatkan kekentalan cairan mukus dalam serviks. Sehingga jika semakin kental, maka kemungkinan sperma untuk membuahi sel telur akan semakin kecil. IUD jenis lain bekerja dengan cara menghambat perilisan sel telur keluar dari ovarium. 


Keefektifan alat ini mencapai 99,9% dan ketahannya mampu mencapai 12 tahun lamanya. IUD juga memberikan keuntungan yang bagus bagi tubuh. IUD dapat mengurangi nyeri saat menstruasi, menstruasi berlebihan, dan bahkan anemia. Pemakaian IUD ke dalam serviks akan sedikit menyebabkan rasa tidak nyaman. Namun rasa nyeri setelah pemasangan selesai tidak akan bertahan lama. Pada beberapa kasus, IUD menyebabkan efek samping berupa menstruasi yang tidak teratur. Namun hal ini hanya bertahan 3 hingga 6 bulan saja, karena serviks membutuhkan waktu untuk terbiasa dengan benda asing yang baru saja dimasukkan. 


  1. Injeksi Depo-Provera

Depo Provera adalah hormon progestin yang disuntikkan kedalam tubuh. Hormon ini mencegah ovulasi sehingga ampuh untuk mencegah kehamilan. Namun kekurangannya adalah suntikan ini perlu dilakukan berulang dan bahkan secara rutin. Penginjeksian dilakukan sebanyak 1 kali setiap 3 bulan. Maka setiap satu tahunnya ada sebanyak 4 kali suntikan. Anda juga perlu alarm pengingat agar tidak lupa untuk melakukan suntikan berikutnya. Namun jangan khawatir sebab efektivitasnya juga mencapai 99%. Tetapi efektivitasnya akan berkurang jika sering lupa atau tidak tepat waktu melakukan injeksi selanjutnya. 


Efek samping yang ditimbulkan juga sama seperti kontrasepsi lain yang memanfaatkan hormon progestin. Efek samping tersebut berupa menstruasi yang tidak teratur, spotting atau pendarahan ringan diantara 2 menstruasi. Untuk sebagian kecil, injeksi depo menyebabkan efek samping berupa mual, sakit kepala, nyeri payudara, peningkatan massa tubuh dan depresi. Namun efek samping berikut bertahan selama 2 hingga 3 bulan saja. 


  1. Cincin KB

Cincin ini juga disebut dengan vaginal ring. Alat satu ini akan bekerja dengan sangat baik jika penggunaannya benar. Jenis Cincin ini ada 2 macam yaitu NuvaRing dan ANNOVERA. NuvaRing bertahan selama 5 minggu dan kemudian menggantinya dengan yang baru. Sedangkan ANNOVERA bekerja dengan cara yang sama namun alatnya tahan selama 1 tahun. Sedangkan fase penggunaannya selama 21 hari atau 3 minggu sekali. Setelah masa tersebut, ANNOVERA harus dikeluarkan selama 1 minggu dan kemudian setelah itu dapat digunakan kembali.


Cincin KB bekerja dengan cara menghambat fertilisasi. Cincin ini mengandung hormon estrogen dan progestin. Hormon ini akan diserap oleh dinding vagina dalam ke dalam tubuh. 


  1. Koyo KB / Contraceptive patch 

Koyo KB juga bekerja dengan sangat baik jika penggunaannya benar. Pemakaiannya juga sangat mudah, yaitu dengan menempelkan koyo pada bagian tubuh tertentu. Koyo ini juga mengandung estrogen dan progestin. Penggunaannya dapat dilakukan di perut, pantat, dan punggung. Hormon yang terdapat dalam koyo akan menembus ke dalam kulit untuk memasuki tubuh. Efektivitas koyo ini mencapai 99%. 


Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan koyo ini adalah sakit kepala, mual, nyeri payudara, perubahan jadwal menstruasi, dan spotting. Namun ini hanya terjadi sebagian kecil saja. Bahkan efek sampingnya hanya bertahan 2 hingga 3 bulan saja. 


  1. Pil KB

Pil KB termasuk jenis kontrasepsi yang aman dan mudah untuk dilakukan. Hanya perlu diminum secara rutin setiap hari agar kehamilan dapat dicegah. Pil ini juga mengandung hormon yang sama dengan kontrasepsi yang lain, yaitu estrogen dan progestin. 


Pil ini dapat menimbulkan efek samping, namun hanya bagi sebagian orang saja. Efek samping berupa sakit kepala, mual, nyeri payudara, perubahan jadwal menstruasi dan spotting.


  1. Kondom

Kondom memiliki 2 jenis yaitu penggunaan internal dan eksternal. Penggunaan secara eksternal biasanya digunakan oleh pria, sedangkan kondom internal digunakan oleh perempuan. Kondom internal bekerja dengan cara menutup jalan ke vagina bagian dalam sehingga tercipta pembatas agar sperma tidak memasuki rahim. Penggunaan kondom hanya sekali pakai.


Nah itu adalah sebagian penjelasan tentang cara kerja beberapa model alat kontrasepsi. Masih ada banyak lagi jenis alat kontrasepsi dengan penggunaan dan efektivitas yang berbeda. Tunggu artikel kita yang berikutnya yah!




Referensi:

https://www.webmd.com/sex/birth-control/default.htm

https://www.plannedparenthood.org/learn/birth-control/diaphragm

https://www.health.com/condition/birth-control


  • Kategori: Kesehatan
  • Tags: