GERD merupakan gangguan pada katup lambung sehingga gas lambung akan bocor ke kerongkongan. Meskipun penyakit yang berhubungan dengan sistem pencernaan, GERD juga berhubungan dengan penyakit lain yang tidak berhubungan dengan sistem pencernaan. GERD diketahui dapat dipicu oleh anxiety dan dapat memperparah gejala asma. Benarkah pernyataan ini? Simak ulasannya! GERD dan anxiety Anxiety adalah kecemasan berlebihan yang dapat disebabkan oleh pemicu tertentu dan bahkan tanpa pemicunya sama sekali. Beberapa penelitian tidak dapat menunjukkan bahwa GERD dapat memicu anxiety atau sebaliknya. Tapi gangguan psikologis seperti kecemasan atau anxiety dapat memperparah gejala GERD. Sedangkan GERD dapat mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga dapat menurunkan kualitas hidup yang dapat memicu timbulnya anxiety. Anxiety dapat mengurangi tekanan pada sfingter esofagus bawah sehingga fungsinya untuk mencegah keluarnya isi lambung menjadi berkurang. Anxiety dan stress juga dapat memicu tegang otot perut dalam jangka waktu lama sehingga terjadilah peningkatan tekanan pada lambung dan memicu isi lambung keluar menuju kerongkongan. Hal ini diperparah dengan kemampuan anxiety yang dapat meningkatkan produksi asam lambung. Namun beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa anxiety dapat meningkatkan gejala yang timbul saat refluks asam lambung menyerang. Hal ini terjadi karena anxiety dapat membuat tubuh lebih sensitif dalam merasakan gejala yang timbul akibat GERD. Anxiety dan tekanan psikologis lainnya juga dapat mengganggu pergerakan dan kontraksi esofagus saat menelan makanan. Selain itu baik GERD dan anxiety dapat memicu gejala yang serupa seperti kesulitan tidur dan membuat dada terasa sempit. Sehingga hal inilah yang membuat GERD dan anxiety saling berhubungan karena dapat saling mempengaruhi dan bahkan dapat memicu sebuah siklus tanpa akhir. GERD dan asma Sama seperti anxiety, penyebab pasti antara asma dan GERD belum ditemukan. Namun keduanya kerap berhubungan Karena GERD dan asma kerap muncul bersamaan dan bahkan saling memperparah gejala satu sama lain. Selain itu,halia dapat dipicu oleh asam lambung yang mengalami refluks menyentuh saraf pada esofagus. Saat hal tersebut terjadi maka sistem saraf merangsang otak untuk memicu saluran udara melindungi diri dari zat asam dari lambung. Keadaan Ini akan membuat saluran udara menyempit untuk menjauhkan diri dari asam dan gejala asma pun muncul. Selin itu, gas lambung dapat dengan langsung memasuki paru-paru. Saat hal ini terjadi maka gas lambung yang mengiritasi saluran udara akan membuat penderitanya mengalami bersin, batuk, dan dada yang sesak. Hal Ini semakin dapat dikenali bila anda merasakan sesak napas setelah makan, berolahraga, dan berbaring. Selain itu, pengobatan asma tidak bekerja dengan baik sedangkan obat asam lambung membuat gejala sesak napas anda berkurang. Jika anda memiliki GERD beserta anxiety atau asma, maka segeralh minta saran pengobatan dari dokter. Sebab jika anda mengalami hal tersebut bisa saja pengobatannya akan berbeda dengan pengobatan GERD yang biasa. Download Kei Medika sekarang ataupun akses lewat website Kei Medika. Referensi: https://www.healthline.com/health/gerd-and-anxiety#symptoms Yang, X. J., Jiang, H. M., Hou, X. H., & Song, J. (2015). Anxiety and depression in patients with gastroesophageal reflux disease and their effect on quality of life. World journal of gastroenterology, 21(14), 4302–4309. https://doi.org/10.3748/wjg.v21.i14.4302 https://www.healthline.com/health/gerd/heartburn-relief https://www.medicalnewstoday.com/articles/acid-reflux-and-anxiety#what's-the-link https://www.everydayhealth.com/asthma/symptoms/surprising-connection-between-gerd-asthma/