• kei.medika@gmail.com
  • +628117450412
Hamil Anggur atau Mola Hidatidosa

Pendahuluan

Hamil anggur, atau dikenal secara medis sebagai molar pregnancy, adalah salah satu bentuk dari penyakit trofoblastik gestasional (GTN) yang terjadi akibat gangguan pada perkembangan plasenta. Pada kasus ini, plasenta tumbuh abnormal dan membentuk massa kistik seperti anggur. Hamil anggur dapat dikategorikan menjadi dua jenis utama, yaitu hamil anggur parsial dan hamil anggur lengkap. Meskipun jarang, kondisi ini perlu ditangani segera karena berisiko berkembang menjadi kanker trofoblastik gestasional. Artikel ini akan membahas secara rinci tentang penyebab, gejala, diagnosis, pengobatan, dan pencegahan hamil anggur.

Penyebab Hamil Anggur

Hamil anggur disebabkan oleh kelainan kromosom saat pembuahan. Secara umum, proses terjadinya hamil anggur terbagi menjadi dua jenis:

  1. Hamil Anggur Lengkap: Terjadi ketika sel telur yang tidak mengandung materi genetik dibuahi oleh sperma, yang kemudian menggandakan kromosomnya. Kondisi ini menyebabkan janin tidak terbentuk sama sekali, tetapi jaringan plasenta tumbuh secara abnormal.

  2. Hamil Anggur Parsial: Terjadi ketika dua sperma membuahi satu sel telur, menyebabkan kelebihan kromosom pada janin yang berakibat pada perkembangan janin yang tidak normal. Pada hamil anggur parsial, mungkin terdapat jaringan janin dan jaringan plasenta yang tumbuh abnormal.

Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya hamil anggur antara lain usia ibu (lebih tinggi pada wanita di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun), riwayat hamil anggur sebelumnya, dan kekurangan asam folat atau vitamin A.

Gejala Hamil Anggur

Gejala hamil anggur dapat menyerupai gejala kehamilan normal pada awalnya, tetapi kemudian berkembang menjadi gejala-gejala berikut:

  1. Perdarahan Vagina: Biasanya terjadi pada trimester pertama dan seringkali berwarna merah gelap atau cokelat.

  2. Mual dan Muntah Berlebihan: Disebabkan oleh tingginya kadar hormon human chorionic gonadotropin (hCG), yang lebih tinggi daripada pada kehamilan normal.

  3. Perut Membesar Secara Tidak Normal: Rahim dapat tumbuh lebih cepat dari ukuran kehamilan normal karena perkembangan jaringan plasenta yang abnormal.

  4. Preeklamsia Dini: Pada beberapa kasus, ibu hamil anggur dapat mengalami preeklamsia dini yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan pembengkakan.

  5. Tidak Ada Detak Jantung Janin: Pada pemeriksaan ultrasonografi, tidak ditemukan detak jantung janin karena janin tidak terbentuk atau tidak berkembang.

Diagnosis Hamil Anggur

Diagnosis hamil anggur dilakukan melalui beberapa tahapan pemeriksaan, yaitu:

  1. Pemeriksaan Kadar hCG: Pada hamil anggur, kadar hCG biasanya jauh lebih tinggi daripada kadar normal pada usia kehamilan yang sama.

  2. Ultrasonografi (USG): USG adalah metode utama untuk mendiagnosis hamil anggur. Pada USG, jaringan hamil anggur tampak seperti "salju" atau "sarang lebah" tanpa adanya janin yang normal.

  3. Pemeriksaan Jaringan Plasenta: Jika diperlukan, jaringan yang dikeluarkan setelah keguguran atau kuret dapat diperiksa untuk memastikan adanya kelainan pada plasenta.

Pengobatan Hamil Anggur

Pengobatan utama untuk hamil anggur adalah pengangkatan jaringan abnormal dari dalam rahim. Beberapa metode pengobatan yang umum dilakukan adalah:

  1. Kuretase: Prosedur ini melibatkan pengangkatan jaringan abnormal dari rahim menggunakan alat khusus. Kuretase dilakukan dengan anestesi dan merupakan prosedur yang paling umum untuk mengobati hamil anggur.

  2. Histerektomi: Dalam kasus yang jarang dan terutama pada wanita yang tidak berencana untuk hamil lagi, dokter mungkin merekomendasikan pengangkatan rahim (histerektomi) untuk mengurangi risiko kambuh.

  3. Pemantauan Kadar hCG: Setelah prosedur kuretase, kadar hCG akan dipantau secara berkala untuk memastikan bahwa tidak ada jaringan hamil anggur yang tersisa. Jika kadar hCG tidak menurun atau kembali meningkat, hal ini dapat menunjukkan adanya jaringan yang masih aktif dan membutuhkan penanganan lebih lanjut.

  4. Kemoterapi: Jika hamil anggur berkembang menjadi kanker trofoblastik gestasional, pasien mungkin memerlukan kemoterapi. Namun, ini sangat jarang terjadi jika kondisi terdeteksi dan ditangani dengan cepat.

Pencegahan Hamil Anggur

Meskipun hamil anggur tidak sepenuhnya dapat dicegah, beberapa langkah dapat diambil untuk mengurangi risiko, yaitu:

  1. Konsultasi Pra-Kehamilan: Konsultasi dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan, terutama jika memiliki riwayat hamil anggur, dapat membantu mengidentifikasi risiko yang mungkin ada.

  2. Konsumsi Asam Folat dan Nutrisi yang Cukup: Kekurangan asam folat atau vitamin A dapat meningkatkan risiko terjadinya hamil anggur. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi suplemen yang direkomendasikan dokter sebelum dan selama kehamilan.

  3. Pemeriksaan Rutin Kehamilan: Pemeriksaan rutin selama kehamilan dapat membantu mendeteksi tanda-tanda awal hamil anggur dan memastikan kondisi kehamilan berkembang dengan normal.

Kesimpulan

Hamil anggur adalah kondisi kehamilan yang abnormal dan berpotensi serius, namun dapat diobati dengan baik jika terdeteksi lebih awal. Diagnosis yang tepat melalui pemeriksaan USG dan kadar hCG sangat penting untuk memastikan perawatan yang efektif. Dengan memahami gejala dan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, risiko komplikasi akibat hamil anggur dapat diminimalkan. Bagi wanita yang pernah mengalami hamil anggur, konsultasi lanjutan dengan dokter sangat dianjurkan untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat di masa depan. Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi

dr. Jhosia Fridho Anderson Aritonang
dr. Jhosia Fridho Anderson Aritonang
Dokter Umum
  • Kategori: Penyakit
  • Tags: kesehatan, penyakit, klinik pratama, klinik kecantikan, jambi, kei medika