Serikat Pekerja rokok turun ke jalan sebagai bentuk protes terhadap kenaikan cukai yang memberatkan industri rokok. Serikat pekerja rokok mengklaim kenaikan cukai akan memberikan dampak kepada 153 ribu petani tembakau dan buruh linting. Terlebih saat pandemi yang sebelumnya memberikan dampak negatif terhadap sektor industri rokok. Industri rokok harus menaikkan harga rokok sebesar 3% hingga 6% untuk mengkompensasi imbas kenaikan cukai hasil tembakau 2021. Namun apa alasan atas kenaikan cukai rokok ini? Berdasarkan ulasan yang ditunjukkan oleh Kontan.co.id, Kepala Sub Direktorat Tarif Cukai dan Harga Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Akbar Harfianto menyatakan bahwa pemerintah memutuskan untuk menaikkan cukai rokok karena 4 alasan. 4 alasan tersebut adalah: Pengendalian konsumsi rokok Optimalisasi penerimaan negara Keberlangsungan tenaga kerja industri rokok Peredaran rokok ilegal Kemudian WHO (World Health Organization) menyarankan agar pemerintah Indonesia dapat menaikkan tarif cukai sebesar 25%. Sebab selama ini WHO menilai tarif cukai rokok di Indonesia masih terlalu rendah sehingga konsumen rokok kiat meningkat setiap tahunnya. Bahkan jumlah perokok di Indonesia adalah terbanyak sedunia. Sehingga WHO mengharapkan agar kenaikan cukai akan membuat harga jual rokok menjadi semakin tinggi sehingga rokok menjadi tidak terjangkau bagi kalangan muda dalam rentang umur 10 hingga 19 tahun. Namun beberapa pakar menyatakan bahwa menaikkan cukai rokok tidak akan berimbas terhadap pengurangan konsumsi rokok. Faktanya adalah jumlah perokok muda semakin meningkat setiap tahunnya. Dilansir dari situs Finance.detik.com, Anthony Budiawan selaku Direktur Political Economy & Policy Studies (CEPS) menyatakan bahwa rokok adalah inferior good yang berarti berapapun harganya, semua kalangan termasuk masyarakat miskin pun tetap akan membelinya. Sehingga pemerintah harus melakukan upaya lain. Berdasarkan ulasan di atas, mengapa konsumen rokok harus dikurangi? Apa saja dampaknya bagi tubuh? WHO menyatakan bahwa paparan asap rokok pada usia muda akan menurunkan harapan hidup. Bahkan paparan rokok pada anak kecil akan memicu stunting dan perkembangan tubuh anak. Stunting adalah keadaan dimana pertumbuhan anak terhambat sehingga tingginya lebih pendek dari kebanyakan anak seusianya. Sedangkan pada orang dewasa akan menyebabkan dampak berikut. Penyakit jantung – data oleh WHO menunjukkan bahwa kematian pengguna rokok disebabkan oleh penyakit jantung atau kardiovaskular yaitu sebesar 65%. Kebiasaan merokok merusak pembuluh darah dan memicu pengentalan darah sehingga berisiko hipertensi dan stroke. Merokok dapat memicu penyakit jantung koroner, aneurisma aorta, serangan jantung, stroke, kerusakan pembuluh darah, hingga kerusakan arteri pada otak. Gangguan sistem pernapasan – merokok merusak saluran udara dan kantung udara pada paru-paru. Bahkan kerusakan dapat terjadi saat merokok pertama kali. Hal Ini semakin membahayakan karena kerusakan paru-paru akan menimbulkan gejala setelah bertahun-tahun kemudian. konsumsi rokok memicu gangguan pernapasan seperti emfisema, bronkitis kronis, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), Pneumonia, Tuberculosis (TBC), asma akut, hingga kanker paru. Diabetes tipe 2 – diabetes tipe 2 terjadi saat tubuh kebingungan memanfaatkan insulin sehingga gula darah menjadi tidak terkendali. Rokok mengandung berbagai zat yang berbahaya yang mengganggu kerja tubuh. Asap rokok yang memasuki tubuh akan mengikat oksigen dalam tubuh sehingga terjadilah kerusakan sel akibat kurangnya asupan oksigen terhadap sel tersebut. Kanker – merokok tidak hanya spesifik menyebabkan kanker paru-paru. Merokok dapat memicu kanker mulut, tenggorokan, larynx, esofagus, kemih, serviks, ginjal, hati, lambung, hingga pancreas. Perburukan gejala Covid-19 – beberapa studi menunjukkan bahwa pengguna rokok aktif yang terkena Covid-19 akan mengalami gejala yang lebih parah daripada penderita Covid-19 yang tidak merokok. Gangguan sistem saraf pusat – nikotin pada rokok akan memasuki otak dan membuat tubuh penggunanya merasa sangat berenergi, namun efek ini bertahan sementara dan membuat tubuh penggunanya kembali lemah. Hal ini menimbulkan kecenderungan pengguna rokok untuk terus merokok sehingga inilah yang membuat penggunanya untuk sulit berhenti. Kandungan pada rokok juga membuat kecenderungan penggunanya untuk mengalami cemas, mudah tersinggung, hingga depresi. Impotensi – merokok dapat memicu impotensi pada pria karena dapat membatasi alirand arah menuju penis. Mulut yang tidak sehat – mulut perokok memiliki kesamaan berupa gigi yang longgar dan sensitif, gusi berdarah, dan gusi bengkak dan pucat. Gangguan penglihatan – asap rokok akan membuat mata kering, memicu glaukoma, dan retinopati. Orang yang menghirup asap rokok meskipun bukan perokok (perokok pasif) juga akan mengalami gangguan kesehatan yang sama dengan perokok aktif. Terlebih bagi ibu hamil yang ikut terpapar asap rokok dari perokok aktif. Gangguan yang ditimbulkan saat kehamilan adalah: Ectopic pregnancy / kehamilan diluar kandungan – hal ini terjadi saat embrio tumbuh di luar dari uterus dan ini sangat mengancam jiwa ibu hamil. Plasenta previa – plasenta berada di posisi yang salah ataupun plasenta berpisah dengan uterus terlalu cepat. Hal Ini bahkan dapat memicu kelahiran prematur, dan perdarahan hebat. Kelahiran prematur Keguguran Cacat pada bayi Sindrom Kematian janin mendadak Melihat ulasan di atas sangatlah tidak heran bila penggunaan rokok harus ditekan. Merokok tidak hanya membahayakan dirinya sendiri melainkan orang lain di sekitarnya seperti anak dan ibu hamil. Untuk Itulah cukai rokok harus dinaikkan. Bagaimana pendapat anda? Setujukah dengan keputusan pemerintah untuk menaikkan cukai rokok ini? Bila anda kesulitan untuk berhenti merokok,anda dapat mengkonsultasikan ke dokter bahkan psikolog. Berhenti Merokok tidak dapat dilakukan secara cepat melainkan bertahap. Untuk itu bantuan dari tenaga kesehatan profesional pun sangatlah diperlukan. Konsultasikan kiat-kiat berhenti merokok bersama Kei Medika. Referensi: https://www.who.int/indonesia/news/detail/30-05-2020-statement-world-no-tobacco-day-2020 https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/272673/wntd_2018_indonesia_fs.pdf https://www.cdc.gov/tobacco/data_statistics/fact_sheets/health_effects/effects_cig_smoking/index.htm https://www.medicalnewstoday.com/articles/324644#vision-problems https://www.medicalnewstoday.com/articles/324644#quitting https://www.healthline.com/health/smoking/effects-on-body#Central-nervous-system