Campak pada anak paling sering dialami oleh anak
berusia di bawah 5 tahun. Gejala awal campak pada anak hampir sama dengan flu,
yaitu demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan mata merah.
Selain itu, campak
juga menimbulkan gejala yang khas berupa munculnya bercak putih di mulut dan
ruam di kulit. Ruam yang berupa bintik-bintik kemerahan ini awalnya muncul di
area kepala sebelum akhirnya menyebar ke seluruh tubuh.
Penyebab Campak pada Anak
Campak merupakan
penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Penularan campak pada anak bisa
terjadi ketika anak menghirup percikan air liur penderita campak yang bersin
atau batuk.
Penularan juga bisa
terjadi secara tidak langsung, yaitu ketika anak menyentuh hidung atau
memasukkan tangan ke mulutnya setelah menyentuh barang yang terkontaminasi air
liur penderita campak.
Umumnya, anak yang
menderita campak dapat menularkan virus kepada anak lain mulai dari 4 hari
sebelum timbul ruam hingga 4 hari setelahnya.
Ada beberapa kondisi
yang bisa membuat anak lebih rentan terkena campak dan lebih berisiko mengalami
komplikasinya, yaitu:
Pencegahan Campak pada Anak
Pencegahan campak
pada anak yang paling efektif adalah dengan vaksin campak.
Vaksin ini bertujuan untuk membuat sistem imun tubuh anak mengenali virus
campak, sehingga bisa cepat memberikan perlawanan bila terpapar virus tersebut.
Pemberian vaksin campak juga bertujuan untuk memutus rantai penularan infeksi
ini.
Vaksin campak
merupakan salah satu imunisasi wajib yang
perlu diperoleh anak. Oleh karena itu, orang tua dianjurkan untuk
melengkapi jadwal imunisasi campak agar risiko terjadinya campak pada anak
menjadi lebih rendah.
Di Indonesia, jenis
imunisasi campak tersedia dalam bentuk vaksin MR dan MMR.
Vaksin MR dapat mencegah campak dan rubella, sedangkan vaksin MMR untuk melawan
campak, rubella, dan gondongan. Berikut ini adalah jadwal imunisasi campak pada
anak:
Penelitian menyatakan
bahwa vaksin campak yang dilakukan saat anak berusia 9 bulan dapat melindungi
anak dari campak dengan lebih baik. Bahkan, tingkat efektivitasnya bisa sampai
93–95%, terutama jika dilanjutkan dengan dosis vaksin campak tambahan saat anak
berusia lebih besar.
Selain itu, vaksinasi
campak pada anak usia 9 bulan juga dapat menurunkan risiko terjadinya
komplikasi dan kematian akibat penyakit campak. Beberapa contoh komplikasi
campak pada anak adalah diare, infeksi paru-paru, dan infeksi otak.
Mungkin masih banyak
orang tua yang takut memberikan anaknya imunisasi campak karena isu autisme, padahal tidak ada
bukti ilmiah sama sekali bahwa vaksin campak bisa menyebabkan anak autis.
Efek samping yang
bisa muncul akibat vaksin campak pada anak umumnya ringan, apalagi jika
dibandingkan dengan risiko yang bisa terjadi bila anak tidak mendapat vaksin
campak.
Penting diingat, pemberian vaksin campak bertujuan
untuk mencegah anak mengalami gejala yang berat atau komplikasi akibat campak.
Anak yang sudah divaksin campak tetap bisa terkena campak, hanya saja gejalanya
lebih ringan dan risiko terjadinya komplikasi berbahaya akan lebih rendah.
Untuk itu,
konsultasikanlah semua keluhan anda bersama Kei Medika. Konsultasi dapat
dilakukan secara langsung melalui klinik Pratama Kei Medika dan secara tidak langsung
melalui chat dokter via Aplikasi Kei Medika yang dapat diunduh di play store.
Referensi :
So, et al. (2023). A Measles Outbreak in a Local
Children’s Hospital in Korea. Journal of Korean Medical Science, 38(3), e28.
Lochlainn, et al. (2019). Effect of Measles
Vaccination in Infants Younger than 9 Months on the Immune Response to
Subsequent Measles Vaccine Doses: A Systematic Review and Meta-analysis. Lancet
Infectious Diseases, 19(11), pp. 1246–1254.
World Health Organization (2019). New Rooms.
Measles.
United Nations International Children's
Emergency Fund (2022). Measles Cases are Spiking Globally.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (2021). Jadwal
Imunisasi IDAI 2020.
Leach, J. Baby Centre UK. Measles in Babies.
KidsHealth, Nemours (2019). For Parents.
Measles.
Nationwide Children’s (2022). What Parents
Need to Know About Measles.
Raising Children Network Australia. Measles.