Makanan manis sering dikaitkan dengan penyakit diabetes. Hal inilah yang membuat tidak sedikit orang tua melarang anaknya mengonsumsi makanan manis. Namun, Bunda perlu tahu nih seberapa terkaitkah makanan manis dengan risiko terjadinya diabetes pada anak.
Makanan manis merupakan salah satu menu yang digemari
oleh hampir semua anak-anak. Akan tetapi, konsumsi makanan manis pada anak memang perlu dibatasi. Soalnya, bila dimakan
secara berlebihan, makanan manis bisa mengundang banyak masalah kesehatan.
Salah satu yang paling dikhawatirkan orang tua adalah diabetes.
Kaitan
Antara Makanan Manis dan Diabetes
Cokelat, permen, kue, biskuit, es krim,
atau donat, termasuk makanan manis yang mengandung tinggi gula dan kalori,
tetapi rendah nutrisi. Gula yang terdapat di dalam makanan manis umumnya
adalah pemanis buatan yang rasa manisnya lebih tinggi dibandingkan dengan pemanis alami.
Selain itu, terlalu sering makan makanan manis dapat menyebabkan anak menjadi
kecanduan. Akibatnya, anak jadi ingin terus-menerus memakannya. Meski demikian,
mengonsumsi makanan manis tidak secara langsung menyebabkan diabetes pada anak, Bun.
Diabetes merupakan kondisi di mana kadar gula darah
tinggi akibat ketidakmampuan pankreas untuk memproduksi insulin (diabetes tipe 1) yang umumnya akibat kondisi
autoimun, atau ketika insulin tidak bisa bekerja dengan efektif atau resistensi
insulin (diabetes tipe 2). Kondisi ini bisa dipicu oleh
banyak faktor, salah satunya adalah obesitas.
Nah, ketika anak punya kebiasaan makan
makanan manis dan tidak melakukan pola hidup sehat, seperti konsumsi makanan
bergizi seimbang dan rutin berolahraga, maka ia berisiko mengalami obesitas.
Bila terus berlanjut, risiko rusaknya pankreas dan
tidak sensitifnya insulin juga akan semakin tinggi. Akibatnya, anak bisa
mengalami diabetes. Selain itu, kemungkinan terjadinya diabetes pada anak juga
bisa lebih besar kalau orang tuanya juga menderita diabetes atau lahir dari ibu
yang mengalami diabetes gestasional.
Di samping diabetes, kebiasaan doyan makanan manis
juga dapat menyebabkan gigi berlubang, karies gigi, serta diduga membuat anak menjadi hiperaktif.
Makanan manis memang punya kaitan dengan diabetes.
Namun, bukan berarti Si Kecil dilarang mengonsumsi makan manis sama sekali, ya.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, makanan manis bisa dijadikan sebagai
sumber energi untuk Si Kecil yang sedang aktif-aktifnya.
Nah, supaya tetap sehat, makanannya
harus diperhatikan ya, Bunda. Berikut ini pilihan makanan manis yang dapat
Bunda berikan kepada Si Kecil:
Kalau Bunda bingung menentukan jenis
makanan manis apa yang cocok dikonsumsi oleh Si Kecil, jangan ragu untuk
bertanya kepada dokter, ya. Bunda juga disarankan untuk
membawa Si Kecil ke dokter apabila ia tidak bisa menghentikan keinginanya untuk
terus mengonsumsi makanan manis, menjadi picky eater, atau ia
mengalami obesitas.
Referensi
Wondmkun, Y.
T. (2020). Obesity, Insulin Resistance, and Type 2 Diabetes: Associations and
Therapeutic Implications. Diabetes, Metabolic Syndrome and Obesity: Targets and
Therapy. 13, pp. 3611.
Chi, D. L., & Scott, J. M. (2019). Added Sugar and Dental Caries in
Children: A Scientific Update and Future Steps. Dental Clinics. 63(1), pp.
17-33.
National Institute of Health. Medline Plus (2021). Hyperactivity and Sugar.
American Heart Association (2021). Added Sugars.
Diabetes UK. Sugar and Diabetes.
Healthy Children (2020). Diabetes in Children.
Bell, B. Healthline (2019). 28 Healthy Snacks Your Kids Will Love.
Harney, E. Verywell Family (2022). Too Much Sugar Can Cause Health Problems in
Kids