Tes urine digunakan untuk berbagai keperluan. Selain mendeteksi masalah kesehatan, tes ini juga dilakukan untuk menentukan kehamilan dan penggunaan zat tertentu. Nah, mau tahu apa saja kegunaan tes urine dan bagaimana prosesnya? Tes urine dilakukan menggunakan sampel urine untuk kemudian dilakukan analisis di laboratorium. Tes ini umumnya digunakan untuk keperluan diagnosis berbagai jenis penyakit.
Dalam melakukan tes urine, ada beberapa faktor yang dapat
dijadikan penilaian, mulai dari tampilan fisik (warna, kejernihan, bau), pH (tingkat asam dan basa), hingga zat tertentu,
seperti glukosa, protein,
sel darah putih dan merah, bilirubin,
kristal, atau bakteri.
Tes urine dapat dilakukan untuk beberapa tujuan, yaitu:
Tes urine merupakan jenis tes yang paling umum digunakan
dalam menentukan kehamilan. Tes ini dapat mendeteksi adanya hormon hCG (human chorionic
gonadotropin)
yang diproduksi oleh plasenta.
Anda dapat dengan bebas melakukan tes urine untuk
kehamilan menggunakan alat tes kehamilan atau test pack yang
dijual bebas di apotek atau mengunjungi klinik dan rumah sakit terdekat.
Tes urine dapat mendeteksi adanya zat berbahaya dalam
tubuh seseorang, seperti opioid, benzodiazepine, barbiturate, phencyclidine, ganja, metamphetamine, amphetamine, dan kokain.
Tes ini biasanya dilakukan pada atlet, pelajar atau
mahasiswa, pegawai kantoran, dan pecandu atau orang yang diduga
menyalahgunakan narkoba.
Selain mendeteksi adanya zat berbahaya dalam tubuh, tes
urine juga dapat dilakukan untuk memantau perkembangan penyakit dan respons
tubuh terhadap pengobatan yang dijalani.
Tes ini dapat dilakukan pada penderita penyakit
diabetes, infeksi ginjal, lupus, dan penyakit hati.
Sebelumnya telah disebutkan bahwa tes urine sering
digunakan untuk keperluan diagnosis penyakit. Dokter biasanya akan menyarankan
Anda melakukan tes urine bila mengalami gejala gangguan saluran kemih, seperti
sakit perut, sakit punggung, sering buang air kecil dan adanya darah dalam
urine.
Tes urine pun dilakukan untuk mendiagnosis penyakit,
seperti batu ginjal, radang ginjal. adanya protein dalam urine, kerusakan
otot (rhabdomylosis), gula darah atau diabetes
yang tidak terkendali, dan infeksi saluran kemih.
Selain mendeteksi penyakit, tes urine juga dilakukan
untuk evaluasi medis rutin atau menilai kesehatan seseorang secara keseluruhan.
Evaluasi medis ini dapat meliputi skrining umum tahunan, penilaian kondisi
pasien sebelum operasi, serta skrining penyakit ginjal, diabetes melitus,
hipertensi, dan penyakit hati.
Sebelum tes urine dilakukan, Anda diminta untuk
mengumpulkan sampel urine sebanyak 30–60 ml dalam wadah khusus. Sampel tersebut
kemudian akan diperiksa dan diuji di laboratorium.
Nantinya, sampel urine akan dianalisis dengan tiga acara,
yaitu uji visual, tes dipstick, dan uji makroskopis.
Berikut ini adalah penjelasannya:
Uji visual dilakukan dengan memeriksa tampilan urine.
Urine yang normal biasanya jernih, sedangkan urine yang keruh dan berbau dapat
mengindikasikan adanya gangguan kesehatan seperti infeksi. Selain itu, urine
juga dapat mengandung darah apabila terlihat berwarna merah atau cokelat.
Tahapan analisis tes urine yang satu ini menggunakan
tongkat plastik tipis dengan strip bahan kimia di atasnya. Nah, strip kimia
inilah yang ditempatkan pada urine untuk mendeteksi kondisi medis tertentu.
Strip kimia ini akan berubah warna jika urine mengandung zat tertentu.
Pemeriksaan urine pada tahap ini dilakukan menggunakan
mikroskop untuk mendeteksi adanya sel darah putih, sel darah merah, bakteri,
protein, atau kristal. Jika ditemukan adanya komponen tersebut dalam urine,
maka perlu dilakukan uji tambahan.
Untuk itu, konsultasikanlah semua keluhan anda bersama Kei Medika.
Konsultasi dapat dilakukan secara langsung melalui klinik Pratama Kei Medika
dan secara tidak langsung melalui chat dokter via Aplikasi Kei Medika yang
dapat diunduh di play store.