Sprain dan Strain adalah sebuah kondisi yang dapat dipicu oleh
aktivitas fisik yang berlebih, cedera baik akibat berolahraga, terjatuh ataupun
akibat gangguan pada persendian. Persendian sendiri terdiri dari beberapa komponen
seperti ligamen, otot, dan juga tulang
Hal ini disebabkan karena pembebanan latihan yang terlalu
berat sehingga otot dan tulang tidak lagi dalam keadaan anatomis. Adapun,
macam-macam cedera yang mungkin dapat terjadi dibagi menjadi 7 jenis, yaitu:
·
Memar
·
Cedera pada otot atau tendon
dan cedera ligamen
·
Dislokasi
·
Patah tulang
·
Melepuh
·
Kram otot
·
Pendarahan pada kulit
Pembagian Cedera Otot yang membagi cedera pada otot menjadi
2, yakni:
1. Strain
Strain adalah cedera yang terjadi pada otot dan tendon.
Strain biasanya disebabkan oleh adanya regangan yang berlebihan. Gejala yang
terjadi pada strain ditandai dengan hal-hal sebagai berikut: Nyeri yang
terlokalisasi Kekakuan Bengkak Hematom di sekitar daerah cedera. Strain dapat
dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu:
·
Tingkat I, yakni merupakan
kondisi inflamasi ringan dan tidak terdapat robekan.
· Tingkat II, strain pada
tingkat ini sudah terdapat kerusakan pada otot atau tendon, sehingga hal ini
berpengaruh terhadap berkurangnya kekuatan otot.
· Tingkat III, Strain pada
tingkat ini memerlukan tindakan operasi atau bedah dan dilanjutkan dengan
fisioterapi dan rehabilitasi. Hal ini dikarenakan pada tingkat ini terdapat
kerobekan yang parah atau bahkan sampai putus sehingga diperlukan tindakan tersebut.
2. Sprain
Sprain adalah cedera yang disebabkan adanya peregangan yang
berlebihan sehingga terjadi cedera pada ligamen. Gejala yang terjadi pada
sprain di antaranya: Nyeri Bengkak Tidak dapat menggerakan sendi Kesulitan
menggunakan ekstremitas yang cedera. Sprain sendiri dalam beberapa tingkatan,
yaitu:
·
Tingkat I Pada cedera
tingkat ini, menimbulkan rasa nyeri tekan, pembengkakan dan rasa sakit pada
daerah yang cedera. Sprain tingkat 1 ditandai dengan adanya terdapat hematoma
dalam ligamentum dan hanya beberapa serabut yang putus. Pada sprain tingkat 1
ini cukup ditangani dengan istirahat, karena cedera ini akan sembuh dengan
sendirinya sehingga tidak diperlukan pertolongan atau pengobatan yang spesifik.
·
Tingkat II Pada tingkat 2,
cedera yang dialami akan menimbulkan rasa sakit, nyeri tekan, pembengkakan,
efusi (cairan yang keluar) dan biasanya tidak dapat menggerakkan persendian
tersebut. Hal ini menyebabkan diperlukannya tindakan imobilisasi (suatu
tindakan yang diberikan agar bagian yang cedera tidak dapat digerakan) dengan
cara balut tekan, spalk maupun gibs. Biasanya istirahat selama 3-6 minggu.
Secara spesifik, cedera tingkat II terjadi karena lebih banyak serabut dari
ligamentum yang putus, tetapi lebih separuh serabut ligamentum yang utuh.
·
Tingkat III Yakni suatu
kondisi seluruh ligamen putus sehingga kedua ujungnya terpisah. Ha ii berakibat
pada munculnya rasa yang sangat sakit pada persendian yang bersangkutan,
terdapat darah dalam persendian, pembekakan, tidak dapat bergerak seperti biasa,
hingga terdapat gerakan yang abnormal. Pada tingkat ini diperlukan pengobatan
medis yang serius dengan penanganan oleh tim medis dan harus dibawa ke rumah
sakit untuk dilakukan tindakan dioperasi. Namun, penting dalam melakukan
pemberian pertolongan pertama terlebih dahulu.
Cara
penanganan sprain dan strain segera dilakukan :
a. Tenangkan
korban
b. R –
Rest : istirahakan
c. I –
Ice : kompres es
d. C –
Compreesion : balutan
e. E –
Elevasi atau ditinggikan
Referensi :
https://www.alodokter.com/komunitas/topic/perbedaan-otot-robeksprain-dan-otot-terkilirstrain diakses pada tanggal 26 November 2022
https://tirto.id/jenis-jenis-cedera-otot-cara-menangani-strain-dan-sprain-glx2
diakses pada tanggal 26 November 2022
Global Indonesia
Development. (2019). basic life support.