Penis yang tidak disunat membutuhkan perawatan ekstra. Anda harus
benar-benar menjaga kebersihan penis dengan benar. Tarik kulit kulup sampai
berada pada posisi yang nyaman dan bersihkan kepala penis yang terlihat sampai
bersih.
Setelah membersihkannya, pastikan tidak ada sisa sabun yang bisa
menyebabkan iritasi kulit sensitif pada kepala penis. Selain itu, penis yang
tidak disunat lebih rentan terhadap bakteri atau agen penyakit tertentu, sehingga
kebersihannya harus benar-benar Anda perhatikan.
Sunat, atau menurut istilah medis disebut sirkumsisi, pada dasarnya
merupakan prosedur untuk membuang kulit penis yang menutupi glans (kepala
penis). Tujuannya untuk menjaga kebersihan alat kelamin pria.
Jika dilakukan dengan benar dan sesuai dengan prosedur medis yang berlaku,
sunat mampu mendatangkan beragam manfaat berikut ini:
·
Mencegah penumpukan smegma, yaitu zat lengket berwarna putih dan berbau
tidak sedap di lipatan kulit kulup (kulit penutup kepala) penis
·
Mengurangi sisa-sisa kotoran yang ada di sekitar kepala penis dan lipatan
kulit
·
Menjaga kebersihan penis dapat dilakukan dengan lebih mudah, sehingga
risiko penyakit akibat jamur dan infeksi juga lebih rendah
·
Memperlama hubungan intim, karena kulit kulup yang sensitif sudah dibuang
·
Menurunkan risiko disfungsi ereksi , karena rasa sensitif pada kepala
penis berkurang akibat terbiasa berkontak dengan kain celana dalam.
Akibat dari penis yang belum
disunat
Selain penyakit menular
seksual, beberapa penyakit lainnya juga mungkin saja menyerang Anda. Berikut
ini adalah beberapa penyakit menyerang penis akibat belum sunat.
1.
Fimosis
Akibat dari penis belum
sunat yang paling umum adalah fimosis. Fimosis terjadi ketika kulup terlalu
ketat sehingga tidak bisa ditarik ke belakang. Selain kulup yang menempel,
gejala lainnya bisa berupa kemerahan, bengkak, hingga rasa sakit ketika buang
air kecil. Pada bayi, fimosis merupakan kasus yang kerap terjadi. Pasalnya,
kulup pada penis anak-anak memang masih menempel di kepala penis. Meski
demikian, dokter biasanya tetap mengambil langkah sunat sebagai upaya
pengobatan fimosis yang menimbulkan rasa sakit atau bahkan demam pada bayi.
Fimosis akan membuat kehidupan seks Anda terganggu. Selain menurunkan tingkat
sensitivitas penis, kondisi ini juga dapat memicu munculnya rasa sakit di penis
serta kulit kulup yang pecah-pecah.
2.
Parafimosis
Penis belum sunat juga bisa
menyebabkan parafimosis. Parafimosis merupakan kebalikan dari fimosis, yaitu
ketika kulup penis tidak dapat ditarik kembali untuk menutupi kepala penis. Hal
ini dapat menyebabkan kulup penis bengkak karena tidak lancarnya peredaran
darah pada penis.
3.
Smegma
Penis yang kulupnya tidak
dibuang harus dibersihkan dengan lebih saksama karena rawan terkena infeksi.
Ini karena sel kulit mati, bakteri, maupun minyak yang menumpuk di sekitar
penis akan memunculkan smegma. Smegma adalah cairan kental, berminyak, dan
berbau tidak sedap. Penumpukan smegma di bawah kulup penis bisa menyebabkan
iritasi pada kulup. Ketika smegma makin menumpuk, ujung penis akan mengalami
peradangan. Munculnya warna kemerahan dan penis bengkak merupakan gejalanya.
4.
Balanitis
Balanitis adalah kondisi
ketika kulup penis mengalami peradangan. Ada banyak hal yang bisa menyebabkan
balanitis, dan salah satunya adalah penis belum disunat. Secara umum, ada 3
tipe balanitis. Pertama, circinate balanitis yang terjadi karena reaksi
penyakit arthritis yang terjadi di bagian kepala penis. Bentuk lukanya melingkar
dan berwarna kemerahan. Kedua, micaceous balanitis yang ditandai dengan kulit
bersisik di kepala penis.
Sementara yang ketiga,
adalah zoon’s balanitis yang paling umum terjadi pada pria dewasa dengan penis
yang belum disunat. Ciri-cirinya antara lain penis gatal, berbau tidak sedap,
dan sakit saat buang air kecil.
Pada penis belum sunat,
cairan seperti keringat, sabun, urine, dan substansi lainnya bisa mengendap di
bawah kulup. Jika dibiarkan, hal ini dapat menyebabkan iritasi dan menjadi
lahan subur berkembang biaknya kuman.
Selain karena belum sunat,
beberapa penyebab balanitis lainnya antara lain:
·
Reaksi alergi tubuh
·
Infeksi jamur
·
Infeksi bakteri
Selain beberapa penyebab di
atas, ada juga pria yang mengalami balanitis secara berulang. Jika hal ini
terjadi, biasanya dokter akan menyarankan tindakan sunat atau sirkumsisi
sebagai solusi jangka panjang.
5.
Penyakit Menular Seksual
Memiliki penis yang belum
disunat dapat membuat Anda lebih berisiko mengalami penyakit menular seksual,
seperti gonore. Penyakit lainnya yang dapat turut mengintai adalah sifilis,
human papillomavirus, dan herpes kelamin. Selain itu, penis belum sunat diklaim
memiliki risiko HIV 2-8 kali lebih besar dibanding penis yang sudah disunat.
6.
Infeksi Saluran Kencing
Infeksi saluran kencing pada
pria yang sudah disunat ditemukan lebih rendah dibanding yang belum atau tidak
disunat. Pada sebuah penelitian, diungkapkan bahwa infeksi saluran kencing
banyak terjadi pada bayi laki-laki dan sekitar 95 persen yang mengalaminya
belum disunat. Sementara itu, studi yang dimuat dalam BMJ Journals menemukan
bahwa sunat dapat menurunkan risiko ISK pada pria.
7.
Kanker Penis
Lelaki yang tidak disunat
dapat berisiko terkena kanker penis yang dapat menyebabkan kematian sebesar 25
persen. Menurut beberapa penelitian, laki-laki yang disunat sejak baru lahir
tidak ada yang menderita kanker penis.
Tidak hanya itu, kanker
prostat juga berisiko menyerang laki-laki yang tidak disunat dengan kemungkinan
sekitar 50-100 persen lebih besar dari yang disunat.
Ituhal beberapa penyakit yang disebabkan apabila tidak sunat. Jika ingin memerlukan layanan sunat, bisa hubungi Kei Medika. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter secara online menggunakan aplikasi Kei Medika di playstore atau bisa juga kunjungi layanan dokter umum / dokter spesialis atau bisa juga kunjungi Layanan Kebidanan
Referensi :
https://hellosehat.com/pria/penis/risiko-pria-tidak-sunat/ diakses pada tanggal
20 Desember 2022
https://www.klikdokter.com/info-sehat/reproduksi/pria-yang-tidak-sunat-rentan-kena-penyakit-ini diakses pada tanggal
20 Desember 2022
https://www.sehatq.com/artikel/penis-belum-disunat-bisa-sebabkan-balanitis diakses pada tanggal
20 Desember 2022
https://www.halodoc.com/artikel/benarkah-mr-p-yang-tidak-disunat-bisa-alami-balanitis diakses pada tanggal
20 Desember 2022