Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia, terutama saat musim hujan dan di wilayah dengan sanitasi yang kurang memadai.
Menurut data Kementerian Kesehatan RI, sepanjang tahun 2023 tercatat lebih dari 120.000 kasus DBD dengan tingkat kematian mencapai 0,86%. Wabah DBD bisa menyebar dengan cepat jika tidak ditanggulangi secara sistematis dan melibatkan peran masyarakat.
DBD adalah penyakit infeksi akut yang ditandai dengan gejala seperti:
Demam tinggi mendadak
Nyeri otot dan sendi
Mual, muntah
Ruam kemerahan di kulit
Pendarahan ringan (gusi, mimisan)
Dalam kasus berat, bisa menyebabkan syok dan kematian
Virus dengue memiliki 4 serotipe (DENV-1 hingga DENV-4), yang berarti seseorang bisa terinfeksi hingga empat kali seumur hidup, dan infeksi kedua atau lebih bisa lebih parah dari sebelumnya.
Virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti yang sudah terinfeksi. Nyamuk ini biasanya menggigit pada pagi dan sore hari, dan berkembang biak di genangan air bersih seperti:
Ember, pot bunga, tempat minum hewan, penampung air hujan
Lingkungan rumah yang tidak dibersihkan secara berkala
Ini adalah upaya paling efektif dan telah dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan:
Menguras tempat penampungan air secara rutin
Menutup rapat tempat penampungan air
Memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi jadi tempat nyamuk bertelur
Plus: menggunakan obat nyamuk, memasang kelambu, menanam tanaman pengusir nyamuk, dan memelihara ikan pemakan jentik.
Dilakukan untuk membunuh nyamuk dewasa dalam radius tertentu. Namun, fogging hanya efektif untuk sementara dan tidak membunuh jentik nyamuk, sehingga tetap harus dikombinasikan dengan 3M Plus.
Melibatkan masyarakat untuk membersihkan lingkungan setiap minggu, terutama genangan air, tumpukan sampah, dan selokan.
Vaksin dengue (seperti Dengvaxia) telah tersedia di beberapa negara termasuk Indonesia, namun masih terbatas untuk usia dan kondisi tertentu. Vaksin ini bekerja dengan membentuk kekebalan terhadap virus dengue, terutama bagi yang sudah pernah terinfeksi.
Keterlibatan aktif masyarakat sangat penting. Edukasi bisa dilakukan di sekolah, tempat ibadah, dan lingkungan rumah agar semua warga sadar pentingnya menjaga kebersihan dan mencegah genangan.
Salah satu inovasi yang mulai diterapkan di beberapa kota di Indonesia adalah pelepasan nyamuk Aedes aegypti yang mengandung bakteri Wolbachia. Bakteri ini membuat virus dengue tidak dapat berkembang dalam tubuh nyamuk, sehingga mencegah penularan ke manusia.
Menurut riset dari World Mosquito Program (WMP) dan Universitas Gadjah Mada, program Wolbachia mampu mengurangi kasus DBD hingga 77% di wilayah yang diterapkan.
Jika Anda atau anggota keluarga mengalami gejala demam tinggi lebih dari 3 hari, disertai dengan gejala khas DBD, segera:
Minum banyak cairan
Lakukan pemeriksaan laboratorium (NS1, IgG/IgM)
Segera ke fasilitas kesehatan untuk pemantauan trombosit dan pengobatan suportif
Jangan konsumsi obat pengencer darah seperti aspirin atau ibuprofen
Kementerian Kesehatan RI. (2023). Profil Kesehatan Indonesia. www.kemkes.go.id
WHO (2023). Dengue and severe dengue. www.who.int
Utarini, A., et al. (2021). Efficacy of Wolbachia-infected mosquito deployments for the control of dengue. New England Journal of Medicine, 384(23), 2177-2186.
World Mosquito Program. (2023). Wolbachia method in Indonesia. www.worldmosquitoprogram.org